Review Buku - Maybe You Should Talk To Someone by Lori Gottlieb
Jika kamu memiliki masalah dan bingung mencari solusinya, berarti kamu perlu membaca buku karya Lori Gottlieb yang berjudul Maybe You Should Talk to Someone yang mana dalam buku ini banyak hal yang dapat membantu kamu memetakan masalah dan mencari jawaban tersembunyi dalam diri.

Tentang Buku Ini
Lori sang penulis adalah seorang wanita psikolog dan psikoterapis yang telah menangani berbagai jenis pasien. Para pasiennya bercerita tentang masalah-masalah unik yang pernah dialaminya. Namun pernahkah kamu bertanya, jika seorang psikolog sedang pusing bercerita?
Tentu akan terjawab dalam buku ini, yaitu pergi ke psikolog yang lain, Bukunya berisi tentang pengalaman dan masalah yang tengah dihadapi oleh empat orang pasien Lori dan masalahnya sendiri juga diceritakan Lori kepada psikolognya.
Disini diceritakan bahwa pergi ke psikolog atau terapis bukanlah sesuatu yang tabu. Tidak perlu malu apalagi khawatir mengenai pandangan dan omongan orang lain.
Empat pasien yang diperkenalkan Lori kepada kita bernama John, Rita, Julie dan Charlotte yang masing-masing memiliki masalah berbeda. Melalui mereka berempat kita diajak untuk menilai diri sendiri. Apakah kita termasuk orang yang seharusnya menemui psikolog?

Ada Alasan Penting Untuk Menjalani Terapi
Terdapat berbagai alasan yang membuat orang-orang membutuhkan terapi. Mulai dari kehilangan orang tercinta, mengalami serangan panik (mudah panik) atau sesuatu yang absurd seperti merasa โstuckโ dan bosan dalam pekerjaan. Namun sayangnya, semua masalah yang diceritakan pasien saat pertama kali menemui psikolog biasanya bukanlah masalah yang sebenarnya.
Contohnya dari John salah satu pasien Lori yang merupakan seorang penulis naska serial TV yang mengalami Insomnia. Selain itu ia juga kerap ribut dengan istrinya dan sering merasa stress saat bekerja dengan โorang-orang bodohโ di kantornya.
John menemui Lori berharap setelahnya dapat tidur dengan nyenyak dan mengeluarkan unek-unek yang dirasakannya mengenai istri dan teman kantornya. Namun ternyata bukan itu masalah sebenarnya.
Masalah sebenarnya datang dari kematian ibunya saat ia berumur 6 tahun dan kematian anaknya yang kebetulan juga meninggal pada usia 6 tahun, yang kematian dua orang terdekatnya tersebut disebabkan oleh kecelakaan mobil dan membuatnya tidak menyadari kesedihan dan tidak dapat membuka diri untuk orang lain. bahkan ia menceritakan mengenai kecelakaan yang dialami anaknya kepada Lori setelah 6 bulan melakukan terapi.
Menyadari kesedihannya dan mulai belajar terbuka terhadap orang lain ternyata merupakan solusi mendasar dari masalah John yang tidak disadari sebelumnya. Tapi untuk menyadari dan menemukan masalah yang sesungguhnya tentu membutuhkan waktu yang lama bahkan untuk seorang psikolog.

Masih Ada Masalah di dalam Masalah
Berdasarkan pengalaman Lori, ketika pasien mulai di terapi, biasanya pasien akan membuat cerita yang menyederhanakan masalahnya lalu menyalahkan orang lain atau kondisi sekitar atas apa yang telah terjadi padanya tanpa ingin menggali dan fokus pada dirinya sendiri.
Lori juga memiliki masalah dan masalah diatas juga dialami Lori saat memulai terapinya. Dimulai ketika pacarnya tiba-tiba minta putus setelah menjalin hubungan selama dua tahun. Padahal Lori telah berpikir dan berharap bahwa sang pacar tersebut akan menjadi suaminya kelak. Alasan pacarnya ingin berpisah dari Lori yaitu karena Lori seorang single mom dengan satu anak dimana ia beralasan tidak mau hidup dengan anak kecil.
Lori yang berusia 40-an sangat merasa terpukul, sehingga tentu sangat dapat dimengerti rasa kecewa dan marah Lori karena pacarnya tidak mengatakan masalah tersebut di awal pacaran.
Namun sempat terbesit dipikirannya kenapa ia sangat merasa terpukul saat putus dengan pacarnya. Padahal ini bukan putus pertama kali, ia telah beberapa kali putus cinta dan tidak sesakit itu. Itulah yang menyebabkan Lori memutuskan untuk mengunjungi seorang psikolog yang bernama Wendell.
Seperti para pasiennya, ia pun menceritakan masalahnya dalam bentuk narasi saat pertama kali ke tempat praktek wendell. Lori mengatakan bahwa penyebabnya yaitu Ketika pacarnya dengan egoisnya memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Dan Menurut pandangan Wendell, Lori menghindar dari masalah sebenarnya.
Dan ternyata beberapa waktu lalu Lori mendatangi seorang dokter untuk memeriksa dirinya karena muncul gejala-gejala yang cukup membingungkan. Ia juga mendatangi beberapa spesialis namun penyakitnya masih belum diketahui.
Sebenarnya Lori tidak hanya pusing memikirkan hubungannya yang kandas dengan mantan, tapi juga memikirkan mengenai hidupnya yang mungkin tidak lama lagi.
Ketakutan akan kematian memang wajar dialami dan ditutup-tutupi oleh manusia. ย Tapi terkadang masih ada beberapa masalah lain yang bersembunyi di balik narasi para pasien.

Hidup Tahan Banting
Bisakah kamu memilih? lebih baik mati atau hidup terisolasi seorang diri? Ternyata dengan membayangkan kesepian dalam jangka waktu yang lama merupakan hal yang berat. Rita salah satu pasien Lori mengalami hal ini. Rita yang usianya 69 tahun telah hidup terisolasi secara sosial sudah hampir 10 tahun.
Menurut pandangan Lori, tidak adanya hubungan sosial atau hubungan antar manusia merupakan salah satu masalah dasar yang paling sering menggiring orang ke tempat praktek psikolog. Dalam menjalankan terapi pasien bisa menceritakan kisahnya dan ia merasa dimengerti oleh psikolog yang kemudian akan membantunya untuk bangkit atau move on.
Namun bagaimana jika pertanyaannya diganti ? Kamu disuruh memilih antara hidup dan mati, dimana jika kamu memilih hidup, kamu harus menghabiskan waktu untuk melakukan sesuatu yang sama sekali tidak ada artinya. Apakah kamu masih ingin hidup dalam kondisi seperti itu?
Menurut Lori, hidup akan terasa hampa jika kita menganggap semua hal yang dilakukan tidak berarti. Karena hal serupa pernah dialaminya ketika ia diminta oleh penerbit untuk menulis buku dengan tema tertentu. Sebagai penulis yang sudah dipercaya ia pun mendapatkan uang muka. tapi entah mengapa ia merasa kesulitan dalam menulis buku tersebut.Setelah mengikuti beberapa sesi dari terapinya, ia pun menyadari bahwa kesulitan tersebut disebabkan oleh karena ia kurang โsregโ dengan tema buku sehingga ia membuat keputusan untuk tidak menulis buku tersebut dan membatalkan kontraknya serta mengembalikan uang muka yang diberikan penerbit. Lori pun akhirnya menulis buku dengan tema yang cukup berarti baginya yaitu Maybe You Should Talk To Someone.

Memilih Cara Menghadapi Masalah
Hal mendasar berikutnya yang sering mendorong seseorang untuk mengunjungi psikolog yaitu mereka tidak merasakan kebebasan. Seperti Rita pasien Lori yang diisolasi selama 10 tahun. Rita tidak mau berhubungan dengan siapapun karena rasa takutnya akan tersakiti lagi usai beberapa kali bercerai dan dijauhi oleh anak-anaknya. Walaupun di awal pertemuannya ia mengaku bahwa ia rindu untuk berinteraksi dengan orang lain.
Lanjut ke Julie pasien Lori yang berusia 33 tahun dan berprofesi sebagai seorang dosen yang mengidap penyakit kanker. Dimana ia tidak seperti lori dan pasien lori sebelumnya. Julie tidak memiliki pilihan lain dan harus tetap berjuang menghadapi kankernya apapun yang terjadi.
Tapi sebenarnya pilihannya terletak pada bagaimana cara dia menghadapi kankernya? Dia sebenarnya bisa saja berputus asa atas kondisinya, namun ia memutuskan untuk melakukan hal sebaliknya. Julie ingin mencoba berbagai pengalaman yang belum pernah ia alami, dimana ia ingin menjadi lead-singer pada sebuah band dan mengikuti kuis yang ada di TV dan lain sebagainya.
Kisah Julie ini mengajarkan kita tentang selalu optimis menjalani kehidupan meski dalam kondisi yang minim harapan sekalipun. Kita tetap memiliki kebebasan untuk memilih cara menghadapi kondisi apapun.
Berbeda dengan Julie yang optimis menjalani hidupnya meski sedang melawan kankernya. Pasien Lori, Charlotte yang berusia 25 tahun yang memiliki permasalahan kecanduan alkohol selalu terjebak dalam hubungan toxic.
Sebagai orang luar dan masih normal, mungkin akan bertanya kenapa ada orang yang dengan sengaja melakukan hal buruk pada dirinya?
Alasan dari keputusan itu adalah takut untuk melakukan perubahan. Menurutnya perubahan berarti ia harus hidup jauh dari alkohol dan mencari pasangan yang baik dari yang biasa didapatkannya. Hal ini sulit bagianya karena ia sudah sangat familiar dan terbiasa dengan semua hal tersebut.

Closing
Lori bercerita dimana Charlotte datang untuk terapi dan menceritakan semua hal baik maupun buruk yang terjadi padanya namun dengan ekspresi wajah yang datar. Bukannya tidak memiliki perasaan , namun ia tidak bisa mengekspresikan perasaannya. Hal tersebut disebabkan karena ia tidak menyadari bahwa telah menekan perasaan-perasaan buruk dan mengkonsumsi alkohol untuk pelampiasannya. Perasaan terpendam tidak akan hilang meski telah lama diacuhkan.
Perasaan yang pendam lama-kelamaan akan muncul dalam bentuk perilaku dan gejala fisik seperti kedutan dan tak memiliki nafsu makan. Jika pasien dapat menemukan cara untuk mengakses perasaan yang sudah lama ia pendam, maka dapat dipastikan bahwa akan terdapat kemajuan terapi yang lebih pesat.
Dan akhirnya Lori pun menyadari adanya kesamaan yang dialami dengan keempat pasiennya, yang juga membawanya ke Wendell. Bahwa seorang psikolog pun tidak dapat menganalisis dan menyembuhkan dirinya sendiri.
Lalu mengapa kita masih takut untuk di cap โgilaโ apabila berkonsultasi dengan psikolog?
Buku yang diterbitkan pada tahun 2019 ini sukses masuk dalam daftar New York Times Best Seller dan akan dimuat dalam serial TV dimana Eva Longoria yang menjadi pemeran utamanya. Dengan kebijaksanaan dan humor Lori Gottlieb yang menawarkan sebuah petualangan menuju hati, pikiran terdalam, memberi pandangan mengenai misteri kehidupan serta langkah apa yang bisa diambil untuk menjadi lebih baik.
Quotes
Kita tidak bisa berubah tanpa kehilangan sesuatu. Oleh karena sering kali orang bilang mau berubah tapi nyatanya tetap sama.
Damai bukan berarti berada ditempat yang tidak ada keriuhan, masalah atau pekerjaan berat. Damai artinya tetap tenang dalam hati di tengah semua keadaan tadi.
Kamu bisa berbelas kasih tanpa memaafkan. Banyak cara untuk move-on, tapi bukan dengan cara pura-pura merasakan sesuatu.