Sikap "ABS" dalam Kekeliruan Sikap Para Manajer

Halo, Rupawan People. Pernahkah kamu mendengar istilah “ABS” atau Asal Bos Senang. Praktek Asal Bos Senang ini seringkali dilakukan oleh beberapa manajer untuk menyenangkan atasan mereka tanpa memperhatikan aspek lainnya. Praktek ini tentu saja merupakan implementasi dari Sikap Manajer yang Keliru.

Sikap "ABS" dalam Kekeliruan Sikap Para Manajer

ABS dapat diartikan sebagai kata-kata, perilaku, atau sikap manis yang dilakukan seseorang hanya untuk menyenangkan orang lain yang berkuasa (dalam sebuah organisasi/perusahaan, orang yang berkuasa tersebut adalah atasan/bos) dan biasanya sikap manis tersebut jauh dari kebenaran. Sikap ABS ini merupakan masalah sosial-budaya yang sudah terbentuk sejak lama. Bahkan sejak zaman kerajaan Nusantara di masa lampau.

Konon, istilah “Asal Bos Senang” ini dipopulerkan oleh Mochtar Lubis. Seorang sastrawan dan wartawan kawakan, yang sangat tidak nyaman karena merebaknya virus ABS di era Orde Baru. Dalam makalahnya yang berjudul “Manusia Indonesia: Sebuah Pertanggungjawaban” tanggal 6 April 1977 Mochtar Lubis mengatakan bahwa sikap “Asal Bos Senang” ini merupakan manifestasi sikap munafik yang merupakan ciri pertama manusia Indonesia. Oleh karena itu, tak heran apabila praktek ABS masih kental sampai sekarang.

Sikap Manajer yang Keliru karena Melakukan Praktek ABS (Asal Bos Senang)

Seorang manajer memiliki peran yang penting dalam sebuah organisasi/perusahaan. Manajer termasuk dalam ring 1 sebuah perusahaan. Namun, ada banyak sekali Sikap Manajer yang Keliru. Salah satunya adalah dengan melakukan praktek ABS ini. Banyak hal yang mereka lakukan semata-mata hanya untuk menyenangkan atasan mereka agar mereka lebih disukai, dianggap sebagai manajer teladan, atau untuk mendapatkan berbagai keuntungan lainnya.

Beberapa dari mereka bahkan sampai mencari tahu jadwal atasan mereka, apa saja hal yang disukai oleh atasan mereka dan hal-hal lain yang atasan mereka lakukan hanya agar mereka bisa “dilihat” oleh atasan.

Akibat dari Sikap ABS (Asal Bos Senang)

Menyenangkan orang lain memang bukanlah suatu hal yang salah. Namun, jika dilakukan secara asal-asalan tanpa ada dasar yang jelas maka tentu saja akan memberikan dampak yang buruk. Ada beberapa efek sikap ABS yang sering dilakukan oleh manajer, diantaranya adalah :

  • Membawa dampak negatif pada perusahaan. Tidak semua manajer melakukan praktik ABS ini. Beberapa manajer baik selalu mengedepankan aspek prestasi dan kinerja dibandingkan hal seperti ini. Dengan adanya praktek ABS yang tidak sehat ini. Para manajer baik yang berprestasi ini bisa tersingkir. Akibatnya, manajer-manajer yang hanya pintar melakukan ABS dan tidak berprestasi inilah yang bertahan. Ini tentu saja akan berakibat buruk bagi perkembangan perusahaan.
  • Potensi setiap orang tidak akan bisa dimanfaatkan dengan maksimal lantaran adanya praktek ABS ini. Mereka cenderung “menurut” dan tidak berani menyuarakan pendapatnya lantaran takut bahwa aspirasinya bertentangan dengan pikiran si bos.
  • Merugikan pelaku sendiri. Sebagian orang di dalam organisasi tidak akan menaruh hormat pada manajer yang sering melakukan ABS ini. Selain itu, reputasi mereka tentu saja akan anjlok.

Kesimpulan

Rupawan People, itulah beberapa Sikap Manajer yang Keliru karena praktek ABS. Yuk, budayakan lingkungan kerja yang baik tanpa adanya praktek ABS. Alih-alih melakukan segala hal hanya untuk menyenangkan bos. Kamu bisa meningkatkan kinerja dan fokus melakukan yang terbaik. Hindari pula orang yang sering melakukan praktek Asal Bos Senang ini agar kamu tak terpengaruh.